Senin, 07 Maret 2011

Makalah Ekonomi Tentang Uang Dan Bank



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Inflasi merupakan dilemma yang menghantui perekonomian setiap negara. Perkembangannya yang terus meningkat memberikan hambatan pada pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik. Banyak kajian membahas inflasi, tidak hanya cakupan nasional, regional maupun internasional. Inflasi cenderung terjadi pada negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia dengan struktur perekonomian yang bercorak agraris. Kegagalan atau guncangan dalam negeri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik dan berakhir dengan inflasi pada perekonomian.
Di Indonesia terjadi inflasi disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah kenaikan harga BBM. Pemerintah menaikkan harga BBM untuk memperbaiki anggaran belanjanya. Tanpa penyesuaian harga BBM maka besar defisit akan membengkak puluhan trilyun rupiah, dan cara pembiayaannya menjadi sangat sukar. Lagipula, dilihat dari segi arah pengeluarannya maka APBN akan kurang mampu untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Tindakan fiskal menaikkan harga BBM ini sangat terlambat dilakukan oleh pemerintah baru. Karena menunggu empat bulan maka tentangan di masyarakat semakin meningkat. Tetapi, setelah lebih mengerti masalah-masalah intern yang dihadapi pemerintah baru ini maka sekarang kami sadar bahwa sulit sekali mengharapkan kesiapan pemerintah yang lebih dini.
Pemerintah menaikkan harga BBM walau banyak elemen masyarakat menolak. Banyak kalangan masih keberatan dengan kenaikan BBM karena menilai masih banyak alternatif lain. Selalu saja setiap momen kenaikan harga BBM menimbulkan masalah yang pelik.
Tanpa ingin lebih jauh mengulas konflik seputar kenaikan harga BBM, tulisan ini akan lebih menyoroti kenaikan harga BBM dan dampaknya.


BAB II
ISI

Artikel 1

INFLASI MEI MELAMBUNG KARENA KENAIKAN HARGA BBM

BERITA - nasional.infogue.com - JAKARTA, SABTU - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan tingkat inflasi pada periode Mei 2008 mencapai sekitar 1 persen, dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang mulai berlaku Sabtu (24/5) pukul 00.00 WIB.

"Inflasi bulan Mei akan lebih tinggi dibanding April 2008 yang mencapai sebesar
0,57 persen," kata Kepala BPS Rusman Heriawan, usai mengikuti pengumuman pemerintah tentang kenaikan BBM, Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat malam.
Pemerintah memutuskan harga premium menjadi Rp6.000 per liter dari sebelumnya Rp4.500 per liter, harga solar menjadi Rp5.500 per liter dari Rp4.300 per liter, dan harga minyak tanah Rp2.500 per liter dari Rp2.000 per liter.

Menurut Rusman, bobot BBM merupakan salah satu komoditas yang memberikan bobot sumbangan inflasi terbesar setiap bulan, atau mencapai sekitar 1,7 persen. "Karena bulan Mei akan berakhir dalam satu pekan lagi, maka sumbangan kenaikan BBM terhadap inflasi akan mencapai sekitar 0,425 persen," katanya.

Sehingga dengan tambahan inflasi yang juga disumbangkan kenaikan harga kebutuhan pokok pada tiga pekan sebelumnya menjadikan inflasi akan mencapai sekitar 1 persen. Lebih lanjut dijelaskan, dampak kenaikan BBM terhadap masyarakat bersifat langsung karena hampir sebagian besar kegiatan masyarakat terkait dengan energi.

"Untuk bulan Mei masih sekitar 0,425 persen, namun untuk bulan Juni sumbangan BBM terhadap inflasi akan sangat besar. Sedangkan bulan Juli dampaknya semakin mengecil dan Agustus akan mencapai keseimbangan baru," katanya. Ia menjelakan, besaran tingkat inflasi akibat kenaikan BBM secara historis juga pernah dialami ketika pemerintah menaikkan harga pada tahun 2005.

SUMBER :
http://:nasional.infogue.com/inflasi_mei_melambung_karena_kenaikan_harga_bbm.html


Artikel 2

BBM Naik, Tambahan Inflasi Maksimal 1,8 Persen

Selasa, 8 Maret 2005
Jakarta,-  Pemerintah memastikan tambahan inflasi menyusul kenaikan harga BBM maksimal sebesar 1,8 persen. Angka sebesar itu diperoleh setelah Departemen Perdagangan melakukan sejumlah pengkajian dan penelitian pasar.
''BPS memang punya data (inflasi) sendiri. Kalau kita lebih banyak langsung bertanya pada pemain, distributor, pedagang, dan sejenisnya. Dengan hitungan seperti itu, perkiraan inflasi akan meningkat paling tidak 1 hingga 1,8 persen,'' ungkap Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di Gedung Departemen Keuangan Jakarta, kemarin.
Mari mengatakan, tambahan inflasi tersebut berdasar kenyataan bahwa tingkat kenaikan harga makanan dan minuman sekitar 1 hingga 5 persen. Selain itu, diketahui rata-rata kenaikan biaya transportasi antara 10 hingga 20 persen.
''Itu hitung-hitungan yang sudah dilakukan. Dampak langsung kenaikan BBM tampak pada transportasi,'' paparnya.
Ditanya bagaimana halnya apabila tambahan inflasi lebih tinggi dari yang diperkirakan pemerintah, Mari menyatakan sudah siap dengan langkah antisipasi. ''Kita akan melakukan semua langkah untuk mencegah. Istilahnya ini kan penyesuaian harga,'' tegasnya.
Mari menjelaskan, masyarakat hendaknya tidak usah terlalu khawatir. Sebab, penyesuaian harga akibat kenaikan harga BBM itu biasanya hanya terjadi sekali saja. ''Jadi, biasalah ada semacam shock kenaikan harga BBM,'' ujar dia.
Kenaikan harga di pasaran, lanjut dia, nantinya akan menyesuaikan dengan equilibrium harga yang baru. ''Bila equilibrium sudah terjadi. Tak ada lagi pengaruh kenaikan harga.
Istilah shock itu menurut saya sih berlebihan. Sebetulnya, penyesuaiannya hanya satu kali dan biasanya memang terjadi dalam dua bulan,'' katanya memastikan.Pada bagian lain, Mari menyatakan, penyesuaian dan kenaikan harga BBM saat ini memang sangat wajar terjadi. Pasalnya, sebelum kenaikan BBM sekarang ini, pemerintah belum menaikkan harga BBM sejak 2002. Padahal, kenaikan BBM dunia sudah terjadi sebanyak tiga kali. (sor)< Pemerintah memastikan tambahan inflasi menyusul kenaikan harga BBM maksimal sebesar 1,8 persen. Angka sebesar itu diperoleh setelah Departemen Perdagangan melakukan sejumlah pengkajian dan penelitian pasar.
''BPS memang punya data (inflasi) sendiri. Kalau kita lebih banyak langsung bertanya pada pemain, distributor, pedagang, dan sejenisnya. Dengan hitungan seperti itu, perkiraan inflasi akan meningkat paling tidak 1 hingga 1,8 persen,'' ungkap Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di Gedung Departemen Keuangan Jakarta, kemarin.
Mari mengatakan, tambahan inflasi tersebut berdasar kenyataan bahwa tingkat kenaikan harga makanan dan minuman sekitar 1 hingga 5 persen. Selain itu, diketahui rata-rata kenaikan biaya transportasi antara 10 hingga 20 persen.
''Itu hitung-hitungan yang sudah dilakukan. Dampak langsung kenaikan BBM tampak pada transportasi,'' paparnya.
Ditanya bagaimana halnya apabila tambahan inflasi lebih tinggi dari yang diperkirakan pemerintah, Mari menyatakan sudah siap dengan langkah antisipasi. ''Kita akan melakukan semua langkah untuk mencegah. Istilahnya ini kan penyesuaian harga,'' tegasnya.

Mari menjelaskan, masyarakat hendaknya tidak usah terlalu khawatir. Sebab, penyesuaian harga akibat kenaikan harga BBM itu biasanya hanya terjadi sekali saja. ''Jadi, biasalah ada semacam shock kenaikan harga BBM,'' ujar dia.

Kenaikan harga di pasaran, lanjut dia, nantinya akan menyesuaikan dengan equilibrium harga yang baru. ''Bila equilibrium sudah terjadi. Tak ada lagi pengaruh kenaikan harga.
Istilah shock itu menurut saya sih berlebihan. Sebetulnya, penyesuaiannya hanya satu kali dan biasanya memang terjadi dalam dua bulan,'' katanya memastikan.Pada bagian lain, Mari menyatakan, penyesuaian dan kenaikan harga BBM saat ini memang sangat wajar terjadi. Pasalnya, sebelum kenaikan BBM sekarang ini, pemerintah belum menaikkan harga BBM sejak 2002. Padahal, kenaikan BBM dunia sudah terjadi sebanyak tiga kali. (sor)
Sumber : http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Ekonomi&id=8255


Artikel 3

BPS: Kenaikan Harga Premium 33 Persen Sumbang Inflasi 0,75 Persen

Jumat, 2 Mei 2008 18:13 WIB | Ekonomi & Bisnis | | Dibaca 478 kali
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium 20 persen akan memberikan tambahan inflasi 0,68 persen yang terutama didorong oleh dampak lanjutan kenaikan atau "multiplier effects", sehingga kenaikan harga 33 persen diperkirakan akan menambah inflasi lebih dari 0,75 persen.
"Kalau naik 10 persen, tambahan inflasinya 0,34 persen, kalau 15 persen bertambah 0,51 persen dan kalau naik 20 persen inflasi bertambah 0,68 persen. Ini simulasi yang kita lakukan berdasarkan pengalaman kenaikan harga BBM lalu," kata Kepala BPS, Rusman Heriawan di Jakarta, Jumat.
Dijelaskannya, dampak kenaikan harga BBM jenis premium akan langsung dirasakan oleh kendaraan yang berbahan bakar premium, dan dampak tidak langsung akan terasa pada komoditas barang dan jasa yang terkait dengan premium, seperti logistik.
Namun demikian, BPS tidak mengungkapkan dampak
kenaikan harga BBM bersubsidi lainnya karena premium dianggap BBM yang paling memiliki "multiplier effect" terbesar.
Dia menambahkan, "shock" inflasi akibat kenaikan harga BBM biasanya hanya terlihat pada bulan terkait, sedangkan pada bulan sesudahnya inflasi kembali "hanya" terpengaruh pada faktor musiman.
"Jadi kalau naiknya pada 1 Juni, ya berarti inflasi Juni yang membesar, sedangkan inflasi Juli-nya kembali akan dipengaruhi kondisi normal," katanya.
Sebelumnya, Depkeu telah membuat kajian atas beberapa opsi untuk menyelamatkan APBN P 2008 yang memiliki tingkat kepercayaan menurun dari pasar, dimana salah satunya adalah kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar 28,7 persen pada Juni 2008.
Dengan demikian, maka harga BBM jenis premium akan naik dari Rp4.500 menjadi Rp6.000 per liter, solar naik dari Rp4.300 menjadi Rp5.500 per liter, dan minyak tanah naik dari Rp2.000 menjadi Rp2.300 per liter.(*)

Sumber : http://www.antara.co.id/view/?i=1209726832&c=EKB&s=


BAB III
KESIMPULAN
Dari artikel yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa kenaikan ataupun harga BBM merupakan salah satu penyebab dan mempunyai pengaruh besar terhadap naiknya tingkat inflasi pada bulan berjalan maupun untuk bulan-bulan berikutnya dan pada akhirnya terakumulasi membentuk tingkat inflasi tahunan. Kenaikan BBM merupakan salah satu komoditas yang memberikan bobot sumbangan inflasi terbesar setiap bulan. Sehingga dengan tambahan inflasi yang juga disumbangkan memberikan dampak terhadap masyarakat bersifat langsung karena hampir sebagian besar kegiatan masyarakat terkait dengan energi. Dampak yang langsung dirasakan akibat kenaikan BBM adalah pada naiknya ongkos naik kendaraan umum. Pemerintah diharapkan bukan hanya mengurangi beban hidup masyarakat tetapi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang semakin menurun.


DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

http://:nasional.infogue.com/inflasi_mei_melambung_karena_kenaikan_harga_bbm.html

http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Ekonomi&id=82550

0 komentar:

Posting Komentar