Sepotong Kisah Dari Bumi
Diposkan oleh M. Yusup. p. on Sabtu, 05 desember 2011Indonesia ini kaya cerita, suatu waktu di Dayak Benoaq ada kisah tentang seorang pemuda bernama Kilip yang hobi bermain musik. Karena musiknya inilah ia kemudian bisa mencegah terjadinya gerhana Bulan dan mempertemukan dirinya dengan Putri Bulan. Pertemuan yang kemudian membawa dirinya pada sebuah perjalanan yang membuka wawasan akan keindahan Bumi.
Perjalanan yang membuat Kilip bertekad untuk tetap menjaga Buminya yang indah. Tapi bukankah akhir-akhir ini Bumi sepertinya sedang bergolak marah pada manusia? Berbagai fenomena alam terjadi memang terjadi, namun itulah Bumi. Sebuah planet yang penuh dinamika dan sekaligus menawarkan eksotisme yang luar biasa pada penghuninya.
Bumi merupakan tempat kehidupan manusia dan ia juga bagian dari keluarga Tata Surya yang menempati posisi ke-3 di antara planet-planet di Tata Surya. Planet tempat manusia hidup ini memang bukan planet raksasa layaknya Jupiter, namun satu hal pasti, Ia UNIK.
Dimana uniknya?
Bumi yang hanya berdiameter 12756 km (jari-jari 6371 km) bisa menopang kehidupan. Bumi yang kecil seperti itu bisa menopang kehidupan apalagi di alam semesta ini kalau digambarkan Bumi itu tidak diperhitungkan. Hal ini karena titik terkecil dalam alam semesta itu galaksi. Dan di dalam galaksi inilah ada bintang-bintang dan bintang inilah yang memiliki planet seperti halnya Matahari dan planet-planetnya.
Di antara alam semesta yang sedemikian luas, hasil pencarian dan pengamatan para astronom sampai saat ini belum menemukan ada planet lain yang bisa dihuni. Kok bisa? Apa sih syarat supaya sebuah planet bisa dihuni?
Untuk tahu syaratnya kita perlu tahu sekilas tentang kehidupan di Bumi. Di Bumi, salah satu komponen vital dalam kehidupan itu adalah air. Karena itu pencarian difokuskan pada daerah yang memiliki kemungkinan keberadaan air dalam bentuk cairan. Air seperti ini biasanya berada pada suhu 0 – 100 derajat Celsius dengan tekanan 1 atmosfer. Tapi, pada temperatur dibawah 70 derajat celsius pun masih ada kehidupan yang bisa bertahan.
Dengan kata lain kalau kita ingin mencari sebuah planet yang bisa menopang kehidupan maka planet itu haruslah mirip dengan Bumi. Tapi bukan sekedar planetnya saja yang mirip. Lokasinya pun harus pas sehingga air di planet itu bisa berbentuk cair.
Dalam sistem tata surya maupun sistem planet di bintang lain, sebagian besar planet bergerak mengelilingi bintang. Di bintang, ada daerah disekitarnya dimana air dalam bentuk cairan bisa ditemukan di permukaan planetnya. Daerah ini dikenal sebagai Habitable Zone (HZ) atau daerah pendukung kehidupan atau kita sebut zona laik huni.
Tapi perlu juga diketahui kalau rentang zona laik huni pada setiap bintang berbeda. Selain itu, tidak semua daerah dalam rentang zona laik huni bisa menjadi tempat yang nyaman untuk tumbuhnya kehidupan. Tepi dalam zona laik huni merupakan daerah yang panas. Disini, air yang ada di planet terurai menjadi oksigen dan hidrogen. Contohnya adalah planet Venus. Di planet ini terjadi efek rumah kaca yang sangat kuat sehingga siapapun yang ada di dalamnya bisa terpanggang.
Sedangkan di tepi luar zona laik huni justru dingin dan mengeliminasi efek pemanasan rumah kaca. Efek rumah kaca disini berperan untuk menaikkan temperatur pada permukaan planet. Contohnya kalau kita hidup di Mars kondisinya jadi sangat dingin.
Jadi untuk mencari planet yang bisa ada kehidupan atau kita sebut saja untuk mencari kehidupan di luar angkasa kita harus menemukan planet yang mirip Bumi dan berada di posisi yang pas atau di tengah-tengah zona laik huni bintangnya.
Sepanjang perjalanan ilmu pengetahuan manusia sudah berusaha mencari kehidupan lain itu. Bahkan semenjak planet-planet di bintang lain ditemukan harapan untuk bisa menemukan planet serupa Bumi pun semakin membesar. Tapi mulai dari penghuni Tata Surya sampai planet di bintang lain, belum ada satu pun yang sesuai dengan kriteria tersebut.
Ada sih planet yang ditemukan di zona laik huni namun ia berada di tepi dalam dan tepi luar zona tersebut sehingga sangat sulit untuk bisa mempertahankan kehidupan seperti di Bumi.
Bumi saat ini sudah berusia 4,54 milyar tahun dengan kehidupan di dalamnya berusia sekitar 1 milyar tahun.
Nah, tentunya perkembangan kehidupan yang dimulai berabad-abad lampau itu sudah mengalami kemajuan. Kalau dulu kehidupan itu sangat sederhana, sekarang perkembangan teknologi mutakhir sudah menjadi hal lumrah. Bumi juga punya pelindung bernama atmosfer yang bisa melindungi kita dari berbagai serangan meteor, sinar ultraviolet dari Matahari dll. Tapi lagi-lagi ulah manusia ini justru mulai merusak segalanya.
Dari waktu ke waktu Bumi semakin dibebani dengan polusi, perusakan alam dll. Akibatnya Bumi sebagai planet yang memang punya dinamika seperti aktivitas vulkanik dan iklim seperti dipaksa untuk bekerja lebih keras sehingga mulai terjadi kerusakan.
Kalau sudah begini? Kemana kita akan pindah jika Bumi tak lagi mampu menopang kehidupan di atasnya? Di Tata Surya dan di Sistem planet bintang lain pun belum ada planet yang bisa menopang kehidupan seperti di Bumi. Dan kalaupun ada, kita masih butuh teknologi yang tepat untuk bisa menghantar manusia ke planet tersebut..
Karena itu sudah seharusnya kita yang menumpang untuk tinggal di Bumi ini bisa menjaga planet biru nan eksotik ini sehingga ia bisa terus kuat mempertahankan kehidupan di dalamnya.
__________
0 komentar:
Posting Komentar